Minggu, 07 Oktober 2012

Dia yang Ingin Kupeluk

Suaranya bergema, mengekor pada hal yang nyata.
Bayang semu tawa dan senyumnya, terpampang di belakang mata.
Sepi merangkulku hangat.
Hening mendekapku erat.
Mengadang jutaan sesak yang menghantam telak.
Ingin rasanya kuteriakkan, mengusir segala rasa.
Peduli pada orang yang menebar benih cinta ke banyak penjuru.
Kau bisa apa?
Mengapa sang waktu tak jua menabrakkan poros jelas akan sakit yang tak maya.
Atau, otakku kehilangan kemampuan untuk mencerna?
Semua mengabur; antara duka dan bahagia.
Kutatap punggung dihadapanku.
Yang hangatnya terlalu membekas di ingatan.
Bahkan untuk berbalik –dan menatapku–, dia tak lagi mampu.
Karena takut terseret lagi dalam helaan rasaku?
Mungkin, karena memang tak ada lagi namaku dalam kamusnya.
Aku biarkan kenangan menipu kembali.
Membuatku meratap dan tertimpa beratnya sesal.
Berujung sama, helaan akut dari napasku.
Dia, yang selalu ingin kupeluk. Lagi.
Buatku mencintai mimpi.
Cuma di sana aku dapat memeluknya. Sangat erat.

0 komentar:

Posting Komentar