Di
temani luka...
Di
iringi rindu...
Dengan
irama nada tangis
Sampai
akhirnya aku sadari
Aku
tak pernah sungguh sendiri
Ada
yang selalu merengkuhku
Ada
yang selalu membuaiku
Ada
yang selalu menemaniku
Dingin,
tak ada secuil pun kehangatan
Fana,
tak ada rupa
Ada,
tapi tak ada
Kekasih
dalam angan...
Tak
pernah aku sangka sebelumnya
Bahkan
tak pernah tersirat dalam benakku
Bagaikan
angin, bagaikan melodi
Dapat
kurasa, dapat aku nikmati
Namun
tak pernah kulihat
Tak
dapat ku sentuh pula
Semua
dalam fantasi
Hanya
dalam kefanaan
Seperti
tokoh fiksi yang naik daun
Amat
disanjung, sangat dipuja
Walau
kehadirannya tak pernah nyata
Sama
dengan ingin menggapai langit hanya dengan berjinjit
Untuk
menaruhnya dalam dekapan
Untuk
menyiraminya dengan kasih sayang
Semua
sekedar angan
Semua
hanya fantasi
Tanpa
perlu argumen maupun alasan
Tak
mungkin adalah jawaban yang telak
Dalam
sajak serta syair
Hanya
terucap rindu dalam bentuk kiasan
Merangkul
asa...
Menggamit
kepingan yang hilang
Yang
kenyataannya tak pernah sirna
Termenung
dalam pandangan kosong tak tentu arah
Mencari
sebuah titik terkuat untuk bertahan dan melawan
Membakar
lembaran lama yang usang
Walau
cerita di dalamnya tak pernah benar padam
Bagai
para pahlawan yang telah gugur dalam perang
Kekasih
dalam angan...
Mungkin
dirimu telah beranjak
Meski
aku tak pernah menemukan kumpulan kalimat yang tepat
Kini
aku telah mendapatkan sebuah inti yang akurat
Sebuah
pencitraan yang cukup disampaikan dengan tiga kata
Semua
orang tahu itu
Aku
yakin aku tak perlu memberitahukan apa itu
Begitu
mudah untuk sebuah hal yang rumit
Terlalu
jauh aku mencari
Saat
hati dan perasaan punya semua jawabanku
Semua
tak pernah selamanya
Tapi
kala ini
Kehadiran
fanamu telah bersahabat
Tetaplah
disini
Kekasih dalam angan...
2 komentar:
Jangan bersedih, kamu hanya kehilangan orang yang tidak mencintaimu. Seharusnya dia yang sekarang menangis. Karena dia yang kehilangan orang yang mencintainya dengan tulus... :)
Ya, itupun kalau seandainya dia memang bisa menyesal dan menangis :)
Posting Komentar