Kebanyakan
dari mereka hanya mementingkan masalah mereka sendiri.
Hilangkah
sudah rasa empati di dunia ini?
Pernahkah
kau merasakan seolah tak ada satupun orang yang memahami apa yang tengah kau
rasakan?
Entahlah,
aku merasa mereka tak pernah mengerti apa yang aku rasakan.
Mereka
tak pernah mau tahu apa yang aku tlah lalui.
Hanya
keluargaku dan sahabat-sahabatku yang amat mengertiku, tidak seperti mereka.
Juga
Tuhan. Semua keluh kesahku, rasa terimakasihku, serta harapan-harapanku, Tuhan
selalu mendengarkan dan membuatku lebih kuat.
Dan
satu lagi, gitarku.
Kesayanganku
yang amat berharga.
Begitu
banyak cerita aku katakan padanya.
Telah
banyak air mata aku tumpahkan padanya.
Ia
seakan mengerti. Ia seakan paham.
Entahlah,
mungkin hanya perasaanku.
Saat
aku tengah bahagia, melodi yang dikeluarkan terdengar lebih indah.
Saat
aku tengah berduka, baru aku menyentuhnya air mataku mengalir begitu saja.
Seperti baru saja ia mengatakan “tumpahkan saja semua keresahanmu padaku”.
Saat
aku tengah risau, seolah sesuatu yang buruk akan terjadi, entah ini sebuah
kebetulan atau tidak, salah satu senarnya pasti putus.
Aku ingat, ketika orang yang amat aku sayangi melukaiku.
Waktu itu, tangisku pecah dengan ia dalam pelukanku.
Aku ingat, ketika aku menghabiskan sepanjang hariku bersama orang itu juga.
Lelahnya aku waktu itu tak menghalangiku memetik dan bercerita padanya.
Tak sekali-dua aku tertidur dengan memeluknya.
Aku ingat, ketika orang yang amat aku sayangi melukaiku.
Waktu itu, tangisku pecah dengan ia dalam pelukanku.
Aku ingat, ketika aku menghabiskan sepanjang hariku bersama orang itu juga.
Lelahnya aku waktu itu tak menghalangiku memetik dan bercerita padanya.
Tak sekali-dua aku tertidur dengan memeluknya.
Ia
saksi bisu hidupku.
Gitarku
saja bisa berempati, mengapa mereka tidak?
Aku
rasa penyebab orang sulit berempati, karena mereka tak saling mengenal.
0 komentar:
Posting Komentar