Daun gugur diam-diam
Peluh hujan, memeluk erat
Tangkai kesepian yang ditinggal jatuh
Tapi, daun gugur tetap diam
Tanah kering retak-retak
Debu, sari-sari kayu,
Mengisi lubuk hampa yang dulunya landai
Tapi, tanah yang kering tetap retak
Angin muson mencumbu batu
Gagah batu tak bergeming,
Juga tak merintih, merajuk, atau mengiba
Dan, angin muson tetap mencumbunya
Lalu, mengapa pemuda,
Berhati besi, pergi bagai lebah,
Yang tak punya harga diri
Melihat bunga tak mau mekar,
Di mana sengat terbaiknya?
Menyedihkan,
Alam pun menertawakan